Persekolahan di Era New Normal

By Dr. Darwis, M.Pd. (Sekretaris II Pegurus APSI Pusat)

The challenge is … to learn to function in the new normal… -Darrell Jhonson.

Pada hari Kamis, tanggal 9 April 2020 Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan kebijakan Belajar dari Rumah melalui TVRI yang akan dimulai pada hari Senin tanggal 13 April 2020. Kebijakan ini sebagai salah satu alternatif untuk mengantisipasi dan mengurangi penyebaran Covid-19 serta untuk memberikan kesempatan belajar kepada semua peserta didik khususnya bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui akses internet baik secara daring (online) maupun luring (offline) yang telah berjalan sebelumnya.

Kebijakan Belajar dari Rumah melalui TVRI bukan hanya diperuntukan bagi peserta didik semua jenjang pendidikan juga menyajikan program bimbingan orang tua dan guru serta tayangan kebudayaan pada akhir pekan. Kebijakan ini juga lebih menekankan pada peningkatan literasi, numerasi, serta penumbuhan karakter peserta didik. Apakah kebijakan ini mampu meningkatkan semangat belajar peserta didik secara berkelanjutan dan apakah kebijakan ini pula mampu menjadi solusi dalam meningkatkan proses dan hasil kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kondisi darurat Covid-19. Hal ini menjadi tantangan bagi kita untuk mensukseskannnya.

Berdasarkan jadwal dan materi kegiatan belajar melalui TVRI yang sudah tersebar, setiap jenjang pendidikan memiliki alokasi waktu belajar masing-masing 30 menit untuk setiap harinya. Jika memperhatikan alokasi waktu tayangan untuk setiap jenjang yang hanya 30 menit tentunya jika dibandingkan dengan beban belajar kurikulum per hari di sekolah tentunya terasa singkat sekali, oleh karena itu perlu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran melalui televisi (TV) ini agar proses dan hasil kegiatan belajar di rumah ini lebih berkesan dan bermakna.

Pembelajaran melalui tayangan TV pada prinsipnya sangat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tayangan TV bisa lebih cepat dalam mencapai tujuan pembejalaran, lebih mudah diingat dan lebih berkesan.Hal ini terjadi karena program pembelajaran di TV bisa menampilkan materi pembelajaran dalam beragam bentuk tayangan, baik tulisan, gambar, audio, video maupun gabungan dari bentuk-bentuk tayangan tersebut, sehingga bisa meningkatkan kesan dan daya ingat peserta didik terhadap materi pembelajaran yang ditayangkan tersebut. Selain itu pembelajaran melalui tayangan TV juga memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaatnya adalah bisa tercipta komunitas belajar dalam satu keluarga sehingga anggota keluarga bisa belajar bersama, bisa saling berbagi dan saling membimbing.

Dibalik kelebihan-kelebihan pembelajaran dengan menggunakan media TV tentunya ada juga kekurangannnya, di antaranya adalah kesulitan dalam berinteraksi karena biasanya banyak tayangan pembelajaran di TV bersifat rekaman, dan kalaupun ada siaran interaktif biasanya memiliki keterbasan waktu dan terkendala perangkat komunikasi. Kesulitan lainnnya adalah mengontrol proses  pembelajaran yang dilakukan peserta didik dan menilai atau memberi balikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu diperlukan upaya-upaya mengoptimalkan kegiatan belajar melalui TV ini agar  kesulitan tersebut bisa dilimitasi.  

Untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran melalui TV dapat dilakukan melalui beberapa upaya, cara, atau strategi. Salah satu upaya yang sangat penting dilakukan adalah melalui  penguatan yang berkaitan dengan aspek-aspek kurikulum yang meliputi aspek tujuan, aspek materi, aspek metodologi, dan penilaian atau evaluasinya. Hal ini penting dilakukan untuk menjamin tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, proses pembelajaran serta penilaian pembelajaran melalui TV ini sesuai dengan kebutuhan peserta didik, tuntutan kondisi dan situasi serta tuntutan kebijakan pendidikan. Aspek tujuan merupakan aspek penentu dalam penguatan aspek-aspek lainnnya. 

Pertama, Penguatan aspek tujuan perlu dilakukan untuk meyakinkan apakah tujuan yang ingin dicapai dalam pembejalaran melalui TV ini sesuai kebutuhan kompetensi peserta didik untuk masing-masing jenjang pendidikan yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan.  Perumusan tujuan ini harus disesuaikan dengan karakteristik peserta masing-masing jenjang dan disesuaikan dengan tuntunan kondisi dan situasi yang terjadi dan mempertimbangkan kurikulum yang berlaku. Dalam konteks pencegahan penyebaran Covid-19, maka rumusan tujuan pembelajaran harus disusun mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dibutuhkan untuk melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan efektif, selain memperhatikan kebijakan, seperti peningkatan literasi, numerasi dan penumbuhan karakter peserta didik. Misalnya, sikap atau karakter yang perlu dibangun sesuai kondisi saat ini adalah kesadaran untuk mau belajar walau tanpa dibimbing guru, kedisiplinan untuk mentaati kebijakan dan peraturan terkait  pencegahan penyebaran Covid-19 serta budaya hidup sehat.

Kedua, Penguatan aspek materi atau konten pembelajaran dilakukan dengan menyeleksi atau mengembangkan materi inti, materi substantif dan materi esensial yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Selain itu materi yang dipilih atau yang dikembangkan bentuknya harus bervariasi, menarik dan mudah ditayangkan di TV serta mampu mendorong motivasi dan kemandirian belajar peserta didik yang berkelanjutan. 

Ketiga, Penguatan aspek metodologi dilakukan dengan memilih strategi yang tepat untuk memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang ditentukan. Selain tepat, strategi yang dipilih harus praktis agar mudah dilaksanakan oleh pengampu acara dan mudah diikuti oleh peserta didik. Oleh karena itu instruksi-instruksi kegiatan pembelajarannya harus singkat, padat dan jelas. Selain itu strategi yang dipilih harus bervariasi, kreatif, dan inovatif. Salah satu strategi yang bisa dilakukan dengan memadukan prinsip edukasi dengan prinsip-prinsip entertainment. 

Keempat, Penguatan aspek penilaian atau evaluasi dilakukan dengan mengembangkan instrumen  yang tepat untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran melalui TV ini. Oleh karena itu instrumen yang dikembangkan harus holistik dan otentik berbasis tujuan pembelajaran yang telah ditentutan. Selain itu Instrumen yang dikembangkan harus dilengkapi instrumen untuk refleksi diri dan rencana tindak lanjut serta mendorong peran guru atau orang tua dalam membimbing dan memeriksanya. 

Keempat tahapan optimalisasi dan langkah-langkah untuk mensukseskan kegiatan belajar dari rumah melalui TV ini tentunya sudah diantisipasi, dipersiapkan dan dilaksanakan oleh Kemendikbud. Salah satu hasilnya adalah jadwal dan materi mingguan belajar dari rumah melalui TVRI yang telah disebarluaskan. Langkah selanjutnya adalah ada pada tugas guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan pihak terkait lainnnya untuk menyampaikan informasi dan memantau kegiatan belajar ini kepada peserta didik dan orang tua/walinya agar semua peserta didik bisa mengikuti pembelajaran melalui TV ini dengan sebaik-baiknya.

Singkat kata,  optimalisasi kegiatan belajar dari rumah melalui televisi memerlukan penataan yang sistematis dan komprehensif dalam aspektujuan, materi, metodologi, dan evaluasinya yang disinergikan dengan komponen dan karakter televisi sebagai media informasi. Selain itu kegiatan ini juga perlu didukung oleh peran orang tua dan anggota keluarga untuk saling berkolaborasi saling mendukung, saling membimbing serta belajar bersama dari rumah disertai  bimbingan dan pantauan dari para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan pihak terkait lainnya.

Bagikan informasi ini